Sabtu, 26 Februari 2011

ANALISIS KECERDASAN MATEMATIKA NABI MUHAMMAD SAW

Semua aktivitas yang dilakukan manusia, mayoritas mengandung nilai matematika. Seperti halnya berbelanja untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan yang mempelajari suatu ilmu pengetahuan (matematika) di wilayah pendidikan. Nabi Muhammad saw pun dahulu juga memiliki kecerdasan matematika. Terbukti jika beliau tanggung jawab dalam menggembala kambing yang bukan miliknya sendiri (milik pamannya). Selain itu, beliau yang sangat menjaga amanah dalam barang dagangan milik majikannya (sayyidah Khodijah).
Dalam hadis Shahih Bukhari, yaitu pada hadis ke-35, 270, 545, 589, dan 602 merupakan sebuah bukti bahwa Nabi Muhammad saw telah menggunakan nilai matematika dalam kehidupannya. Dengan kata lain, beliau juga memiliki kecerdasan matematika.

 Istilah matematika, tentu bukanlah hal yang asing bagi seluruh manusia di muka bumi ini. Mulai dari kecil, remaja, hingga dewasa, ilmu itu selalu menjadi santpan dalam bidang keilmuan, terutama menjadi salah satu aspek penentuan untuk memasuki semua jenjang pendidikan. Maka tak ayal lagi, jika ilmu matematika merupakan perkara yang wajib dipelajari agar dapat menguasainya. Seperti halnya operasi penjumlahan, yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang yang melakukan transaksi jual beli, tukar-menukar barang, dan lain sebagainya, minimal mereka mengaplikasikan operasi penjumlahan dalam transaksi tersebut.

Begitu pula yang terjadi pada sosok Nabi Muhammad saw. Di waktu kecil, beliau sudah menggembala kambing di padang rumput. Ketika mengambil hewan gembalaannya, beliau selalu menghitungnya. Sebaliknya, ketika akan dikembalikan di kandangnya, maka hewan tersebut dihitung kembali agar tidak terjadi kekurangan ataupun kelebihan. Selain itu, beliau juga pernah berdagang barang dagangan milik sayyidah Khadijah, yang kemudian menjadi istri beliau. Ketika berdagang pun, beliau melakukannya dengan jujur. Tidak ada unsur tipuan dalam melakukan transaksi tersebut.

Penggunaan operasi penjumlahan memang tak dapat dipungkiri pemakaiannya. Hal itu selalu berkecimpung dan dapat dirasakan dalam kehidupan nyata. Dalam kehidupan Rasulullah, operasi penjumlahan juga diterapkan kedalam kehidupan sehari-harinya. Pada salah satu sifatnya yaitu fathanah tercermin dalam cara mengambil sikap ketika menganalisis masalah. Dengan berpikir secara cerdas dan matematis, merupakan sebuah bukti bahwa sifat Rasulullah juga mencerminkan sifat kecerdasan matematika. Dan sifatnya yang fathanah itu beliau berpikir secara jernih, kreatif, dan inovatif. Ketika menjadi pemimpin, secara matematika beliau tidak hanya berpikir untuk hari ini saja tetapi benar-benar mempertimbangkan dengan matang terkait rencana-rencana ke depannya. Oleh karena itu, beliau selalu cerdas dan tepat dalam mengambil tindakan dan mempertimbangkan suatu yang akan dihadapinya.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti akan menganalisis lebih mendalam lagi terkait kecerdasan matematika Nabi Muhammad saw, terutama dalam hal penggunaan operasi penjumlahan yang dilakukan beliau semasa hidupnya.Untuk melengkapi keagungan kenabiannya, maka Rasullulah (Nabi Muhammad saw) diberi oleh Allah 4 sifat yaitu shiddiq, amanah, tabligh, fathanah, Shiddiq berarti memiliki kejujuran dalam melakukan tindakan ataupun dalam perkataan, jujur akan membawa  pada kebenaran dan kebaikan. Sehingga dalam perkataan dan perbuatannya dipenuhi oleh sifat-sifat yang membenarkan dan merupakan sebagai penopang tegaknya imannya. Sifat yang kedua adalah amanah, dalam hal ini sifat beliau dapat dilihat ketika beliau menjadi karyawan sayyidah Khodijah untuk berdagang. Beliau melakukannya dengan penuh tanggung jawab dan amanah. Sifat yang ketiga adalah tabligh. Rasulullah selalu menyampaikan sesuatu yang benar adalah benar dan sesuatau yang salah adalah salah. Beliau juga mempunyai sifat komunikasi yang baik dan bisa bergaul dengan siapa pun.

Sifat yang terakhir dari sifat Rasulullah adalah fathanah yang mempunyai arti cerdas dalam berpikir dan mengambil tindakan. Sehingga beliau memiliki cara berpikir kreatif, dan inovatif. Segala sesuatu yang akan ia kerjakan penuh dengan perhitungan dan pertimbangan. Dengan sifatnya itu ketika memimpin, beliau dapat mensinergi anggotanya serta harus memperhitungkan apa yang akan terjadi pada saat kematian, yaumul hisab, dan rencana-rencana mendatang.

Manusia memiliki kecerdasan menurut Dr. Howard Gardner
Teori kecerdasan salah satunya teori multiple intelligences. Teori ini diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Dr. Howard Gardner, guru besar di bidang Psikologi dan Pendidikan dari Harvard University. Multiple intelligences, dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda.
Kecerdasan tersebut merupakan gambaran sifat alami manusia dari sebuah perspektif kognitif, seperti seseorang yang sedang merasakan dan menyadari keadaan sesuatu, terutama mengelola informasi baru yang masuk ke dalam diri manusia dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

Multiple intelligences juga merupakan indikator yang penting dan alat untuk menerima informasi baru sebagai pilihan gaya belajar, gaya bekerja, dan perilaku, serta kekuatan alaminya. Tipe-tipe intelegensi yang dimiliki seseorang tidak hanya mengindikasikan sebuah kapasitas seseorang, tetapi juga bagaimana mereka memilih cara belajar dan mengembangkan kekuatannya, sekaligus meminimalkan kelemahannya.

Dr. Gardner menyebutkan bahwa intelegensi bukanlah suatu kesatuan tunggal yang bias diukur secara sederhana dengan tes IQ. Intelegensi dapat ditingkatkan dan berkembang sepanjang sejarah hidup seseorang. Dr. Gardner mendefinisikan intelegensi sebagai suatu kapasitas untuk memecahkan permasalahan atau membentuk produk yang bernilai dalam satu atau lebih latar budaya.

Pada awalnya, Dr. Gardner merumuskan tujuh intelegensi kolektif yang bersifat sementara. Dalam perkembangan penelitian selanjutnya, beliau menambahkan suatu intelegensi lagi sehingga ada delapan jenis intelegensi yang secara bersama terdapat dalam diri anak-anak dan dewasa, yaitu:
a. Kecerdasan Linguistik, adalah kapasitas menggunakan bahasa untuk menyampaikan pikiran dan memahami perkataan orang lain, baik secara lisan maupun tertulis.
b. Kecerdasan Logika-Matematika, adalah kapasitas untuk menggunakan angka, berpikir logis untuk menganalisis kasus atau permasalahan, dan melakukan perhitungan matematis.
c. Kecerdasan Visual-Spasial, adalah kapasitas untuk mengenali dan melakukan penggambaran atas objek atau pola yang diterima otak.
d. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh, adalah kapasitas untuk melakukan koordinasi pergerakan seluruh anggota tubuh.
e. Kecerdasan Musikal, adalah kapasitas untuk mengenal suara dan menyusun komposisi irama dan nada.
f. Kecerdasan Interpersonal, adalah kapasitas untuk memahami maksud, motivasi, dan keinginan orang lain.
g. Kecerdasan Intrapersonal, adalah kapasitas untuk memahami dan menilai motivasi dan perasaan diri sendiri.
h. Kecerdasan Naturalis, adalah kapasitas untuk mengenali dan mengelompokkan fitur tertentu di lingkungan fisik sekitarnya, seperti binatang, tumbuhan, dan kondisi cuaca.

Dr. Gardner menyebutkan bahwa kecerdasan-kecerdasan tersebut tidak beroperasi secara sendiri-sendiri. Kecerdasan-kecerdasan tersebut dapat digunakan pada satu waktu yang bersamaan dan cenderung saling melengkapi satu sama lain saat seseorang mengembangkan kemampuannya atau memecahkan permasalahan.
Hal ini termasuk juga bahwa kecerdasan-kecerdasan tersebut dapat digunakan untuk hal yang bersifat membangun atau merusak. Jadi, hal ini bergantung bagaimana cara seseorang mengelola dan memanfaatkan kecerdasan-kecerdasan yang ada pada dirinya tersebut

Hubungan Antara Kecerdasan Matematika dengan Sifat Fathanah
Sangat menakjubkan sekali, ternyata manusia tidak hanya mempunyai 3 kecerdasan  yaitu IQ, EQ, dan SQ. Untuk membentuk kepribadian yang sempurna, ketiga kecerdasan tersebut harus saling melengkapi satu sama lain. Sebenarnya sebelum ketiga kecerdasan tersebut ditemukan, telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Dr Howard Gardner seorang guru besar Psikologi Harvard University telah menemukan Multiple Intelligences yang tidak bisa diukur oleh IQ. Pada mulanya dari tujuh kecerdasan intelligences tersebut Dr. Howard Gardner menambah satu kecerdasan lagi sehingga menjadi 8 kecerdasan intelligences yang dapat digunakan pada anak-anak atau orang dewasa.

Diantara 8 kecerdasan tersebut terdapat satu kecerdasan yang sesuai dengan salah satu sifat Rasulullah yaitu fathanah. Kecerdasan itu adalah kecerdasan logika matematika, yaitu kapasitas dalam menggunakan angka, menganalisis kasus, dan berpikir secara matematis. Begitu juga dengan Rasulullah yang memiliki sifat fathanah/cerdas, dengan sifatnya ini beliau bisa lebih memahami dan mendalami tugas dan tanggung jawabnya serta bisa berpikir jernih, efektif, kreatif, jitu, dan inovatif.

Dalam memimpin pun beliau dapat mensinergis anggotanya sehingga mengajarkan untuk berpikir jauh kedepan dan rencana-rencana yang akan dilakukan 5-10 tahun kedepan. Tidak hanya itu juga sebagai pemimpin beliau juga mengajarkan untuk memperhitungkan/mempertimbangkan sebelum mengambil tindakan. Beliau juga menggunakan sifat ini dalam kehidupan sehari-hari seperti menggembala kambing, berdagang, menerima perintah shalat. Berdakwah, menyelesaikan cobaannya, dan sebagainya.

Dalam menggembala domba, beliau menggunakan kecerdasan matematikanya untuk menghitung hewan peliharaannya sebelum dilepas ataupun sebelum diamasukan kembali dalam kandangnya. Sehingga beliau selalu menggunakan ketelitiannya dalam menghitung agar selalu lengkap. Ketika beliau menemani sayyidah Khodijah dalam berdagang beliau menggunakan kapasitas dalam menggunakan angka untuk menghitung jumlah pengeluaran maupun jumlah pemasukan dalam jual-beli.

Ketika mendapatkan cobaan dari Allah pula, seperti halnya serangan yang berasal dari orang-orang kafir, dengan sifatnya yang fatonah beliau bisa menganalisis kasus untuk menemukan jalan keluar yang tepat dalam melewati semua cobaannya. Sehingga  ketika kecerdasan logika matematika dan sifat fathanah saling berkaitan bisa digunakan untuk menyempurnakan cara berpikir dan cara kita bersikap dalam lingkungan ataupun dalam suatu organisasi.

Hadist-hadist yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki kecerdasan matematika, dalam kitab Shahih Bukhari.
1.   Hadis ke-545
Artinya: “Ibnu Umar ra mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda: Kunci yang ghaib ada lima, tidak seorangpun dapat mengetahuinya melainkan hanya Allah swt: (1) Tidak seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi besok. (2) Tidak seorangpun yang mengetahui bayi yang ada dalam kandungan. (3) Tidak seorangpun yang mengetahui apa yang akan dikerjakannya besok. (4) Tidak seorangpun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati, dan (5) Tidak seorangpun tahu kapan hujan akan turun.”
2.   Hadis ke-602
Artinya: “Diberitakan oleh Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: Allah tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia pada sepertiga (tsuluts) yang akhir tiap malam.”
3.   Hadis ke-135
Artinya: “Dari Abu Said al-Khuri ra katanya Rasulullah saw bersabda: Apabila seseorang masuk Islam, kemudian Islamnya menjadi baik, niscaya Allah menghapus segala kejahatannya. Sesudah itu setiap kebaikan dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali. Sedangkan kejahatannya dibalas (hanya) setimpal dengan kejahatan itu, kecuali pula kalau Allah memaafkannya.”
4.   Hadis ke-589
Artinya: “Diceritakan dari Abdullah bin Umar Ibnu ‘Ash bahwa Rasulullah saw bersabda: Shalat yang paling disukai Allah swt ialah shalat nabi Daud, dan puasa yang paling disukai Allah swt ialah puasa nabi Daud. Beliau tidur setengah (nishfu) malam, berdiri (shalat) sepertiganya (tsuluts), dan tidur seperenamnya (sudus), beliau puasa satu hari dan berbuka satu hari.”
5.   Hadis ke-596
Artinya: “Dari Masruq ra katanya: Aku bertanya kepada Aisyah tentang shalat malam Rasulullah saw. Jawabnya: Adakalanya tujuh, atau sembilan, dan ada juga sebelas rakaat, belum termasuk dua rakaat fajar.”
Dari contoh-contoh hadist tersebut dapat memperkuat bukti bahwa Nabi Muhammad selain memiliki sifat shiddiq, amanah, dan tabligh, juga memilik sifat fathanah/cerdas yang yang juga terdapat pada kecerdasan intelligences yaitu kecerdasan logika matematika yang ditemukan oleh Dr. Howard Gardner guru besar psikologi Harvard University.

Penelitian yang diangkat disini sebatas analisis kecerdasan matematika (berupa operasi penjumlahan) yang terdapat dalam pribadi Rasulullah. Jadi, masih banyak lagi sifat kecerdasan matematika yang tertanam dalam diri Rasulullah yang dapat diteliti oleh peneliti yang akan menindaklanjuti penelitian ini. Seperti, hal-hal yang terkait dengan operasi pengurangan, perkalian, pembagian, dan lain-lain.

*)Artikel hasil penelitian  
di ambil dari berbagai refensi

peneliti pemula Indah Rahmawati & Nugraheni Syakarna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar