[Thinking Style] Sequential Thinking For Effective Life

Pernahkah Anda merasa pikiran begitu penuh, sehingga tidak tahu apa yang harus dikerjakan?
Pernahkah Anda tidak mampu mengerjakan sesuatu dengan maksimal karena tidak selaras antara yang Anda kerjakan dan pikirkan?
Pernahkah Anda merasa waktu berjalan begitu cepat dan belum melakukan apa-apa?
Kalau jawabannya "Ya pernah..."...berarti Anda manusia sejati, bukan mesin.
Tapi....Bukankah sebagai manusia kita adalah sebaik-baik penciptaan?
Benar sekali....Anda hanya perlu sedikit belajar dan berlatih menggunakan otak atau pikiran. Anda tinggal mempelajari pola dan mengubah kebiasaan...

Fenomena Gunung Es
Fenomena gunung es sering sekali digunakan untuk menjelaskan perbandingan antara porsi pikiran sadar dengan pikiran bawah sadar dalam kehidupan. Sebagian besar perilaku Anda dikendalikan oleh pikiran bawah sadar.
Tidak percaya? Mari kita buktikan…
Sejak bangun pagi, pernahkah Anda berpikir dulu bagaimana cara dan urutan gerak Anda turun dari ranjang? Pernahkah Anda memikirkan dulu rute perjalanan dari kamar tidur menuju kamar mandi? Begitu seterusnya, seharian aktifitas Anda, berapa persen yang benar-benar Anda pikirkan dulu sebelum Anda lakukan?
Sekarang Anda percaya bahwa sebagian besar tindakan kita dikendalikan oleh pikiran bawah sadar. Ibarat pesawat terbang, pikiran sadar adalah pilot yang sesungguhnya, sedangkan pikiran bawah sadar adalah autopilot. Berarti sebagian besar hidup, kita terbangkan dengan mode autopilot.
Selama arah dan cara terbang sesuai dan baik untuk kita, autopilot tidaklah masalah. Namun relakah Anda percayakan seluruh hidup Anda kepada autopilot? Sesekali Anda dengan pikiran sadar harus mengambil alih kendali untuk melakukan evaluasi arah terbang dan memperbaikinya. Apalagi bila Anda menyadari ada yang tidak beres pada jalan hidup Anda, kecil maupun besar.

Submodality
Segala yang ada dalam pikiran kita adalah representasi dunia luar atau external representation yang masuk ke dalam pikiran kita melalui penglihatan (visual), auditory (pendengaran) dan kinesthetic (perasaan). Kemudian di dalam pikiran kita terbentuk internal representation . Internal representation inilah yang kemudian membentuk submodality.
Contoh paling mudah, yang dimilki oleh setiap orang, adalah kenangan buruk. Kenangan buruk adalah internal representation dari sebuah pengalaman (external representation). Submodalitinya adalah gambaran apa yang terlintas di pikiran kita tentang kenangan buruk tersebut, suara-suara apa yang kita dengar dan bagaimana perasaan kita.
Secara visual kenangan buruk itu tergambar di pikiran kita dalam bentuk sebuah gambar ataukah gambar bergerak (movie)? Bila berbentuk gambar, ada bingkainya atau tidak? Berwarna atau hitam-putih? Gambarnya besar atau kecil?
Secara auditory kenangan buruk itu mengeluarkan suara-suara apa? Secara kinesthetic kenangan buruk itu rasanya bagaimana? Panas atau dingin? Terasa di bagian tubuh bagian mana? Begitu seterusnya.
Semakin detil dan jelas sebuah submodality, semakin bagus bisa digunakan untuk mengubah/menghilangkan  kenangan buruk kita.
Submodality sangat efektif digunakan untuk mengelola pikiran kita.

Associate – Dissociate
Saat membayangkan suatu gambar atau adegan, yang merupakan kenangan atau imajinasi masa depan, ada dua macam posisi kita.
Associate : bila kita terlibat langsung dalam gambar atau adegan.
Dissociate : bila kita melihat diri kita sendiri dalam gambar atau adegan.
Posisi associate menyebabkan emosi kita lebih terpancing dan terangsang saat kita membayangkan submodality, dibanding posisi dissociate. Karena itu posisi associate sangat bagus digunakan saat kita mengembangkan pikiran positif. Sebaliknya, posisi dissociate sesuai untuk mengubah pikiran negatif.
Saat Anda ingin membayangkan dan menguatkan visi, gunakan posisi associate. Saat Anda menggali kenangan buruk dan ingin mengubahnya, gunakan posisi dissociate.

Timeline
Timeline atau garis waktu dalam NLP adalah garis imajiner yang menghubungkan setiap gambar atau adegan submodality kita dari masa lalu sampai masa depan. Setiap orang memiliki arah timeline yang berbeda.
Cara menentukan arah Timeline :
  1. Bayangkan suatu kejadian di masa lalu
  2. Munculkan gambarnya, dan tandai posisi gambar itu ada di mana.
  3. Tentukan lebih dari dua kejadian masa lalu, berarti ada lebih dari dua gambar.
  4. Selanjutnya imajinasikan suatu kejadian di masa depan
  5. Munculkan gambarnya, dan tandai posisi gambar itu ada di mana
  6. Hubungkan gambar-gambar itu dengan sebuah garis.
  7. Urutkan berdasarkan waktu.
  8. Warnai timeline Anda
  9. Imajinasikan Anda melayang ke atas meninggalkan timeline Anda, kemudian lihatlah dari atas dan perhatikan arah timeline Anda.
  10. Akan ada dua jenis arah Timeline
    1. Inline : bila arah timeline dari belakang ke depan Anda atau sebaliknya
    2. Throughline : dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Sequential Thinking (Berpikir berurutan)
Saat Anda merasa pikiran begitu penuh, sehingga Anda semakin sulit berpikir tenang dan jernih, itu disebabkan berbagai macam pikiran sedang aktif dan berdesakan minta diperhatikan. Padahal mungkin hanya beberapa saja yang layak untuk diperhatikan saat itu. Karena banyak hal yang tidak efektif Anda pikirkan disebabkan waktu, atau sarana yang belum memenuhi syarat, atau Anda harus menunggu orang lain karena memang di luar kendali Anda.
Apa yang harus dilakukan? Mengabaikan yang tidak penting? Bagaimana bila semuanya penting?
Pikiran yang memenuhi kepala Anda adalah semua pikiran yang merasa atau dianggap penting. Cara paling efektif untuk membuat klasifikasi adalah berdasarkan efektifitasnya. Utamakan pikiran, misal rencana, agenda, kebutuhan solusi, rutinitas, yang benar-benar membutuhkan untuk segera ditangani dan bisa segera diaplikasikan dalam bentuk tindakan. Anda bisa membuat skala prioritas dari klasifikasi yang sudah Anda buat.
  1. Buatlah internal representation dan kuatkan submodalitynya untuk setiap pikiran
  2. Masukkan pikiran-pikiran Anda dalam Timeline secara berurutan sesuai skala prioritas.
  3. Anda bebas berimajinasi. Misalkan Anda bayangkan ada rak buku di atas Timeline dan pikiran-pikiran Anda sebagai buku yang Anda susun di atasnya. Atau bisa juga Anda representasikan pikiran-pikiran Anda sebagai external hard disk, terserah Anda.
  4. Ada kemungkinan pikiran yang sudah Anda tentukan untuk ditangani selanjutnya mendesak untuk lebih diperhatikan. Kalau itu terjadi jangan diabaikan, tapi katakan pada-‘nya’ bahwa Anda sudah menyiapkan waktu untuk ‘nya’
  5. Anda harus disiplin dengan urutan yang sudah dibuat, tapi Anda bebas mengubah urutannya setiap saat.

Sequential Thinking ini sangat efektif mempermudah hidup Anda. Mungkin Anda perlu berlatih untuk menerapkan pola berpikir seperti ini, tapi bila Anda memutuskan untuk berubah semuanya akan terasa mudah.

Repost : Bapak Nur Muhammadian Pembina FLP (Forum Lingkar Pena) Malang

0 comments:

Posting Komentar