SKSD


Lawang, Pasuruan, telah terlewati dan sebentar lagi ketemu dengan kakak di Surabaya. Jam 15.30 bus sudah merampat ke terminal Purabaya, Bungurasih. Pesan kakak setelah dari terminal langsung naik bus kota menuju (TP) Tunjungan Plaza. Tiba-tiba ditengah-tengan perjalanan menuju Surabaya, handphone mati karena ngedrop.

Dengan modal nekat tanpa handphone dan hari pun sudah sore akhirnya saya langsung mencari bus kota. Agak bingung juga sih karena tidak pernah keliling Surabaya sendiri dengan menggunakan kendaraan umum.
Langsung saya ambil bus kota dan ambil posisi tmpat duduk kosong paling depan bersam bapak tua berkaca mata tebal. Sepertinya beliau adalah seorang pengajar, ataupun mungkin beliau dosen.  SKSD (sok kenal sok dekat) pun dimulai, diawali dengan sedikit percakapan dan pengenalan diri masing-masing. Ternyata beliau adalah seorang dosen hukum Universitas Airlangga dan memiliki tujuan tempat pemberhentian sama dengan saya. Setelah beberapa lama berbincang-bincang dan sedikit basa-basi sudah saatnya untuk mengutarakan maksud dari ini. ”Maaf pak, apakah boleh saya meminta satu sms? handphone saya mati dan saya harus menghubungi kakak untuk memberitahukan keberadaan saya sekarang”  dengan memasang muka sedih saya beranikan diri untuk meminta sms ke bapak dosen tadi. “oh iya mbak silahkan gak apa-apa” dosen hukum tadi segera menyodorkan handphone miliknya. Segera aku mengirim short massege keberadaan saya kepada kakak.

Hari sudah mulai gelap, sesuai isyarat bapak dosen tadi, saya mulai berjalan lurus dari halte tempat pemberhentian bus menuju Tunjungan plasa. Dengan ditemani kardus ditangan kanan dan tas ransel di punggung belakang petualanagn baru di kota pahlawan pun dimulai.

“Wah harus cari sasaran baru nih untuk didekati dan dimintai sedikit SMS”.

Akhirnya tiba juga depan tunjungan plaza. Melirik target kedua, sepertinya satpam adalah solusi terbaik untuk menyelesikan komunikasi saya dengan sang kakak. Kali ini untuk mempercepat harus to the point saja. Saya  menaruh barang-barang bawaan kardus dan ransel di pos satpam Tunjungan Plaza. Dengan obrolan singkat ternyata bapak ini tau yang saya mau, Terima kasih ya Allah engkau telah menolongku dimanapun aku berada. “teriama-kasih pak, terima kasih pak..” berkali-kali terima kasih kepada beliau sebagai penghargaan atas bantuan pak satpam

Kegelisahan semakin memuncak. Gak tahan kalau menjadi tontonan orang-orang yang lalu lalang disini. Seperti orang hilang dikota orang, padahal masih di kota Surabaya. ”harus mencari target untuk didekati lagi nih” dgn melirik salah satu mbak-mbak pekerja yang sedang menunggu jemputan. Saya tersenyum kepadanya dan dia pun tersenyum membalasku. PDKT pun dimulaiiiii, ternyata  mbak-mbak juga tau yang saya mau.  Mungkin saja dia iba melihat diriku yang sudah berjam-jam mematung seperti orang hilang di kota orang. Dia langsung meminjamkan handphone dan memberikan sedikit SMSnya. Bahkan dia menawarkan untuk meinjamkan handphonenya (baik bangeteeeeetss). Tapi saya tolak karena beda operator dan takut kalau bagitu banyak merepotkan (sok jaim gituu).

Tidak beberapa lama mbak-mbak itupun dijemput oleh suaminya. “Yah sendiri lagi deh, mungkin kakak masih sholat maghrib, mungkin juga masih makan ”harap-harap cemas dengan mengutarakanberbagai kemungkinanpositifsebagai penghibur diri. Tidak lama kemudian ada motor supra hitam berhenti  agak jauh dari tempat saya menunggu. Wah ternyata kakak! horee horee.. kakak sempat geleng-geleng kepala, karena begitu banyak nomer baru masuk di hapenya..tapi biarlah yang penting sudah bertemu dengan kakak dan tidak seperti orang hilang lagi.Grrrrrrrrrrrrr..!

0 comments:

Posting Komentar