Suatu hari ada seekor belalang yang berhasil keluar dari sebuah
kotak yang telah lama mengurungnya. Dengan gembira dia melompat-lompat
kegirangan menikmati kebebasannya. Di perjalanan dia bertemu dengan
belalng lain. Namun dia keheranan melihat belalang tersebut bisa
melompat lebih tinggi dari dirinya.
Dengan penuh penasaran dia
menghampiri belalang itu kemudian bertanya, “ hai belalang mengapa kamu
bisa melompat lebih tinggi dariku? Padahal usia dan ukuran kita tidaklah
jauh berbeda.
Belalang itupun menjawab,”dimana sajakah kau
tinggal selama ini wahai belalang? semua belalang mempunyai lompatan
setinggi lompatanku”. Seketika itu belalang baru sadar, bahwa kotak yang
selama ini mengurungnya telah membuat lompatannya tidak setinggi
belalag lain yang hdup dialam bebas.
Kisah belalang diatas
dapat kita ambil pelajaran moral bersama bahwa terkadang kita terkurung
oleh kotak yang menyelubungi pkiran kita. Sebagai manusia kita pun
juga pernah mengalami seperti belalang yang hidup di kotak tersebut.
Lingkungan yang buruk, masa lalu yang suram, kegagalan yang beruntun,
dan cacian teman yang seolah telah menjadi kotak semu membatasi pikiran
kita.
Perlu kita sadari bahwa kotak yang mengurung pikiran
kita telah menghambat langkah kita untuk melangkah lebih cepat dan
melompat lebih jauh. Keadaan masa lalu tidak ada hubungannya dengan masa
depan. Masa lalu adalah masa lalu, masa depan adalah masa depan.
Janganlah menjadikan masa lalu yang buruk sebagai kotak penghambata
lompatan kita. Tapi jadikanlah masa lalu sebagai cambukan untuk
menyongsong masa depan.
Demikian juga dengan kegagalan
beruntun dan cacian orang lain. Seakan kita enggan untuk melangkah lagi
jika sering terjatuh. Sakit memang, tapi rasa sakit akan terobati dengan
kemenangan kita nanti. Di dunia ini tidak lah abadi, karena semuanya
hanyalah bersifat sementara. Jika kita merasa selalu gagal dan terjatuh
maka tidaklah selamanya seperti itu. Berprasangkalah baik kepada Tuhan.
Karena Dia tau bagaiamana kemampuan kita untuk menerima ujianNya. Dalam
obat yang pahit pasti ada khasiat yang terkandung didalamnya.
Terkurung
dalam perkataan dan pendapat orang lain yang divoniskan pada kita tanpa
berpikir,apakah kita seperti itu?. Kita lebih sering mempercayai
perkataan mereka dan enggan untuk berpikir bahwa kita bisa melompat
lebih tinggi. Tidakkah anda ingin membebaskan diri untuk bisa mencapai
sesuatu diluar batas kemampuan kita?
Beruntung sekali orang yang
menyadari bahwa kita sebagai manusia telah dikarunia Tuhan kemampuan
untuk terus berjuang dan tidak menyerah begitu saja. Lelah itu pasti,
sehingga jika kita lelah, maka kita perlu mantra-mantra penawar agar
badan ini tegap untuk terus maju.
Man jadda wa jadda,
barang siapa bersungguh maka dapatlah ia. Mantra yang hanya berisi
beberapa huruf ini memang hanya terlihat kumpulan yang terdiri empat
kata saja. Akan tetapi dari kumpulan empat kata ini mempunyai
kandungan, arti dan khasiat luar biasa jika diterapkan dengan benar.
Berrsungguh-sungguhpun tidaklah cukup, maka kita perlu bersabar. Man shobaro dhofiro,
barang siapa bersabar maka beruntung. Kolaborasi dari kedua mantra ini
sangat bagus untuk menanggalkan semua kotak yang mengurung pikiran kita.
Selain bersungguh-sungguh, bekerja keras ternyata kesabaran juga sangat
diperlukan ketika kita ingin mendapatkan sesuatu. Sabar dan tekun,
tidak pernah bosan untuk berdiri ketika terus menerus terjatuh.
Jadi, marilah kita ijhat wa laa taksal wa laa takun ghoofilan fanadhamatul nguqba limyyatakassal, bersungguh-sungguhlah jangan malas dan jangan lengah sesungguhnya penyesalan itu bagi orang-orang yang malas.
Untuk apa kita terus menerus mengurung diri dalam kotak. Ayoo ,mari
segera singkirkan kotak yang mengurung diri kita untuk hidup bebas dan
terarah agar kita bisa melompat lebih tinggi dari yang perkirakan. Dan
gunakanlah kebebasan itu dengan sebaik-baiknya.
0 comments:
Posting Komentar