Makna Demokrasi Sebenarnya


Dalam menjalankan suatu negara/suatu organisasi besar dibutuhkan suatu sistem politik yang sesuai dengan kesepakatan warga negara  tersebut sehingga bisa berjalan secara teratur. Suatu daerah bisa dikatakan menjadi suatu negara apabila dalam lingkup tersebut terdapat komunitas, aturan-aturan, kedaulatan dan pemerintahan. Seperti yang kita ketahui Indonesia memilih sistem demokrasi untuk menjalankan pemerintahannya. Karena negara kita adalah Negara hukum, maka demokrasi di negara kita dikenal dengan demokrasi konstitusional. 

Kita sudah bicara panjang lebar mengenai demokrasi, tapi sebenarnya apa arti demokrasi itu?. Dalam bahasa yunani demokrasi terdiri dari dua kata yaitu demos dan krotos. Demos artinya rakyat dan krotos artinya pemerintah. Sehingga didefinisikan bahwa demokrasi adalah dari rakyat untuk untuk rakyat dan oleh rakyat. Dan bagaimanakah bentuk negara demokrasi tersebut dan apa yang mendasari terbentuknya sistem demokrasi?. Bentuk dari negara demokrasi pada dasarnya lebih mengedepankan kepentingan rakyat. Dalam hal ini rakyat lebih bebas dalam mengutarakan pendapat-pendapat mereka untuk menjalankan sistem dalam negara dan pemerintah berada di bawah kekuasaan rakyat. Sistem ini muncul karena adanya sistem politik liberal yang lebih mengedepankan kebebasan individu untuk mengatur hidup mereka sendiri tanpa adanya campur tangan negara ataupun keadaan sosial lainnya. Sehingga mereka bebas berpikir, bergerak , bergaul, beragama selama tidak menggangu kebebasan orang lain. Dalam buku “etika politik”  karangan Franz Magnis-Suseno menjelaskan bahwa dasar hak-hak asasi negatif adalah tuntutan agar otonomi setiap orang atas dirinya dihormati tidak ada orang atau lembaga yang bergitu saja berhak untuk menentukan bagaimana orang lain harus mengurus dirinya sendiri, dan keutuhan manusia atas dirinya sendiri merupakan dasar segala usaha lain, maka hak-hak negatif ini merupakan inti dari hak-hak asasi manusia yang memunculkan hak hak demokrasi.

Seperti kebudayaan-kebudayaan lainnya demokrasi juga mewarisi sejarah yunani kuno. Sistem ini mempunyai daya tarik tersendiri. Dan Plato seorang filosof Yunani menentang habis-habisan dengan sistem ini karena dengan sistem ini menjadikan pemerintahaan negara Athena hancur. Karena buktinya Athene menghukum mati Sekortes guru yang sangat di sayangi dan dicintainya. Sehingga warganya secara bergilir menjalankan pemerintahannya. Dengan kata lain orang dungu juga ikut menjalankan pemerintahan negara. K. Bretest dalam bukunya Perspektif etika mengatkan demokrasi modbeenern juga mengalami kesulitan. Seorang pendekar demokrasi modern, Winston Churcill, pernah menegaskan : Democracy is the worst from of goverment except all other from that have been triedfrom time to time,”memang demokrasi itu bentuk pemerintah yang jelek, tapi yang lebih baek tidak ada”. Dalam demokrasi semuanya hanya mayoritas. Suara guru besar disuarakan dengan suara orang yang buta huruf,suara pejabat disetarakan dengan suara anak muda yang baru pertama kalinya menggunakan hak suaranya. sehingga hasil yang didapat lebih mementingkan mayoritas dari pada kualiatas. Mayoritas suara didapat dari orang yang bodoh dan kurang berpengalaman dan suara minoritas didapat dari orang yang berkualitas. Dalam hal ini mengapa Plato tidak setuju dalam sistem demokrasi.

Tentunya bukan demokrasi yang seperti ini yang kita inginkan. Untuk mewujudkan demokrasi yang sehat menurut A. Bakir ihsan dalam bukunya Etika dan Logika berpolitik ditandai makin kuatnya konstitusionalisme. Termasuk didalamnya check and balance, pembatasan kekuasaan, regularitas pemilihan (termasuk pemilihan presiden),serta dipatuhi aturan main dan etika politik yang dikonsensuskan. Sehingga dicemaskan akan adanya tarik menarik antar lembaga legislatif maupun kelompok kepentingan (LSM,tokoh-tokoh nasional).

Seperti definisi-definisi dan pendapat-pendapat setiap orang bahwa politik is game dan politik itu memang keras, sehingga menghalalkan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan pada pelaku politik tersebut. Tentunya bukan  politik yang seperti ini yang kita inginkan, masih ada cara yang lebih bermoral untuk menjalankan politik ini. Maka seperti yang dikatakan A.Bakir Hasan bahwa, dari sini lah sistem demokrasi di jalankan tapi tidak untuk melampui konstitusi yang menyebabkan kita tidak menjadi bangsa  yang mandiri  dan mempunyai intergritas diri. 

0 comments:

Posting Komentar