Keunikan Manusia Bermata Empat


Manusia bermata empat memang selalu memiliki pengalaman unik dalam hari-harinya. Manusia bermata empat (baca berkaca mata) memang beda dari manusia bermata dua. Mereka selalu memakai alat untuk mempertajam pandangannya. Jika alat bantu ini dilepas maka akan berakibat fatal bagi dirinya sendiri.

Teringat dengan pengalaman saya sendiri yang begitu menggelikan sekaligius memalukan, ketika mencoba untuk melepas kacamata dimalam hari dan mencoba berjalan dengan PD. Susana malam hari yang senyap di sekitar lingkungan kampus UIN, tidak ada kehidupan kecuali hanya suara gerimis yang terus menemani kesunyian. Rapat sampai malam untuk kebaikkan mahasantri tercinta di Gedung Halaqoh UIN MALIKI sudah menjadi kebiasaan kami para pengurus asrama. Sehingga sering sekali ketika ketika pulang, suasana kampus terasa seunyi senyap, seakan-akan seperti kampus tidak berpenghuni. Jumlah orang yang lalu lalang sudah sangat jarang sekali. Tetapi dibalik kesunyian itu ternyata maasih ada sekumpulan orang yang belajar bersama.  Biasanya teman-teman angkatan saya di Jurusan Matematika sering belajar bersama. Kami belajar berkelompok membentuk lingkaran dibawah lampu di depan Fakultas Sains dan teknologi. Kadang berpindah tempat di Fakultas Psikologi, kerena  ditempat itulah penerangan lampu cukup bagus untuk belajar dan menyelesaikan soal-soal Matematika.

Rapat koordinasi pengurus membuat mata semakin ngantuk dan berair. Manusia bermata empat tidak lah meresa terganggu dengan mata lelah dan berair. Sehingga membuat air mata yang keluar akibat mata lelah dan ngantuk untuk membersihkan kornea dan debu-debu yang menempel didalam mata.  Suasana malam semakain senyap, untuk meramaikan suasana yang bergitu senyap, kami sedikit membuat kegaduhan kecil. Mataku sudah mulai lelah dan berair sehingga aku melepas  alat bantu penglihatanku, mata terasa pedas sekali. Pandangan Nampak kabur, tidak jelas seperti biasanya. Ketika melihat wajah seseorang Nampak suram. Di sepanjang perjalanan terlihat beberapa orang sedang berkumpul belajar membahas sesuatu. Aku perhatikan dengan seksama. Feeling dan pikiranku menerka-nerka dengan optimis kalau mereka adalah temanku. Dengan optimis dan yakin langsung aku menyapa meraka dari jauh, ”hooiiii reekkkk lagi belajar apa?????, rajin sekali????”. Sekelompok orang itu tampak bingung karena mereka merasa tidak mengenalku, dan tidak mengerti, siapakah sebenarnya yang ku sapa. Karena ku pikir mereka adalah teman-temanku langsung ku dekatin mereka. Sekelompok anak muda itu tampak heran dan saling berpandangan. Ku dekati mereka, seperti nya ada yang aneh dari teman-temanku ini. Huaaaa, kenapa wajah teman-temanku tampak aneh semua???, tak ada yang ku kenal satu pun dari wajah-wajah ini. Siapakah orang-orang ini???. Meraka berhenti sejenak dari aktifitas belajarnya. Bengong, saling berpandangan karena mereka pun juga bingung, kemudian salah satu dari mereka memeberanikan diri menyapaku,”emmm maaf mbak ada yang bisa  kami bantu?”. Keringat dingin  dan perasaan malu mengintaiku. Glodaaak! Ternyata ku salah menyapa orang. Sudah ku bela-belain untuk nyamperin dengan maksud untuk mengunjungi teman-temanku yang belajar, ternyata akibat dari tidak memakai kaca mata, semuanya jadi kacau!. Agar tidak terlihat malu atau bingung aku langsung bertanya, ”ouwh..aku kira adik-adik kelasku, maaf ya mas-mas, mbak-mbak..lagi belajar apa kalian??ya sudah lanjutkan saja, maaf mengganggu”. “ckikikikikikiki” Sekelompok pemuda-pemudi itu tampak menyembunyikan ketawanya. Aku langsung pergi,”itutadi teman-temanmu? Kok Cuma bentar??”. Teman-teman mencoba menenyakan kejadian yang memalukan tadi. “oh..Cuma lihat-lihat aja kok” Dihadapan teman-teman aku tidak berani menceritakan kejadian yang memalukan tadi. Yang ada hanyalah malu-malu dan maluuuuu!!!.

0 comments:

Posting Komentar