Penerapan IGCSE sebagai kurikulum pendidikan Internasional

Malang sebagai kota pendidikan telah banyak diakui oleh masyarakat Indonesia. Sebagai kota pendidikan kedua setelah Yogyakarta, Malang terus meningkatkan kualitas dalam mengembangkan kurikulumnya. Banyaknya lembaga pendidikan dikota ini yang terus meningkatkan kualitas serta akreditasi, pencitraan sebagai kota pendidikan tidak hanya sebatas isapan jempol belaka. Hal ini bisa dilihat dari bayakanya penduduk pendatang dari luar kota Malang untuk menuntut ilmu sehingga melahirkan para intelektual dari camp pendidikan baik dari swasta maupun dari negeri.  Didukung dengan hawa yang sejuk, penduduk yang ramah serta fasilitas yang memadai, hal ini dapat terus meningkatkan eksistensi malang sebagai education city. Berangkat dari sandang tersebut, maka untuk lebih mengembangkan kualitas pendidikan  di kota malang, sekolah-sekolah baik itu SD, SMP, SMU maupaun universitas  menerapkan pembelajaran internasional yang disebut debgan SBI, RSBI dan IGCSE. Internasional General Curriculum For Student Examination adalah kurikulum yang langsung diambil dari Cambridge University besifat Internasional  dan diakui di seluruh  universitas belahan dunia. Jalur tangan di Indinosia yang menyalurkan kurikulum ini adalah melalui Sampoerna Foundation dan sudah menerapkannya di berbagai kota di Indonesia yakni Palembang ( SMA Negeri Sekayu), Malang ( SMAN 10 www.sman10malang.com ), dan Denpasar ( SMAN 4).

International education

 Program-program yang telah dan akan diterapkan pada sekolah maupun universitas tersebut secara otomatis telah memberikan susulan gelar pada kota Malang sebagai kota pendidikan menjadi kota malang sebagai kota pendidikan Internasional. Banyak sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi yang mengklaim system pendidikan intenasonal, dengan mengadopsi kurikulum asing dan mendatangkan guru dari sekolah pembuat kurikulum tersebut. Persepsi masyarakat tentang pendidikan internasional adalah lebih mengedepankan penggunaan bahasa, terutama bahasa Inggris.  Sehingga persepsi tersebut dapat menimbukan kesalahan dalam pemaknaan akan esistensi pendidikan internasional. Sebenarnya pendidikan internasional tidak bisa kita lihat hanya sebatas penerapan bahasa Asing.  Pendidikan Ineternasional  harus di maknai dengan membuka pikiran siswa untuk lebih berpikir universal dan terbuka, open dan open minded. Dalam pendidikan ini siswa dididik dan dikenalkan bahwa kelak nanti mereka akan hidup menjadi warga Negara Internasional.  Empat pilar pendidiakan UNESCO mempunyai landasan 4 dasar pendidikan yaitu Learning to Know (Belajar untuk mengetahui); Learning to Do (Belajar untuk bertindak); Learning to Be (Belajar untuk menjadi (seseorang); dan Learning to Live Together (Belajar untuk hidup bersama). Empat dasar ini adalah pegangan kita dalam penerapan semua kurikulum pendidikan di negara kita.  Korelasi antara 4 pilar dan system pendidikan Internasional mampu untuk membentuk siswa lebih berpikir kritis dan teoristis dalam melihat wacana kedepan.

Penerapan International education

Kembali pada bentuk salah satu kurikulum diatas, yaitu IGCSE merupakan satu kurikulum yang diadopsi dari luar negeri dengan menerapkan pada mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggris, dan Komputer adalah . Ke enam pelajaran ini otomatis PBMnya menggunakan Bahasa Inggris dan buku-bukunya langsung dikirim dari Cambrigde melalui Sampoerna Foundation untuk dibagikan ke setiap siswa secara GRATIS. Terobosan baru pendidikan kota Malang ini mampu untuk meningkatkan mutu pendidikan Internasional dengan biaya murah. SMA 10 Malang memang bisa dijadikan contoh dalam mennerapkan pendidikan berkurikulum IGCSE dan menciptakan siswa yang mempunyai pola pikir universal. Salah satu contoh yang bisa kita lihat dari Pola pikir siswa SMU 10 Malang adalah mereka aktif mengikuti organisasi kepenulisan kota Malang yaitu FLP (Forum Lingkar Pena). Walaupun mayoritas anggota organisasi ini adalah mahsiswa dan orang dewasa, akan tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk berkopetensi dalam bersaing menimba ilmu dalam dunia kepenulisan.
Untuk itu perlu dikembangkan kurikulum IGCSE ini pada setiap lembaga pendidikan di Indonesia. Bukan hanya menerapkan bahasa saja, akan tetapi untuk lebih mendidik siswa berpikir global dan mampu untuk menjadi warga negara internasional yang berjiwa 'berpengetahuan (knowledgeable); punya rasa ingin tahu (inquirer) yang berani mengambil resiko (a risk-taker); yang peduli (caring) namun tetap berprinsip (principle); pemikir sejati (thinker) yang berpikiran terbuka (open minded); seimbang secara fisik-mental-rohani (well-balanced); mampu berkomunikasi (communicator); juga bisa berefleksi (reflective). dengan begitu masyarakat Indonesia akan mendapatkan pendidiakn yang lebih terarah dan berkualitas untuk menghadapi pesaingan global dalam kancah internasional.

0 comments:

Posting Komentar